Selasa, 07 Desember 2010

Menurunnya Akreditasi di FKIP UST

Akreditasi sering kali diidentikkan dengan kualitas pengajaran dan baiknya fasilitas dalam suatu instansi pendidikan. Tak heran apabila samakin baik akreditasi suatu PT (Perguruan Tinggi) maka akan semakin banyak peminat yang ingin masuk bah...kan harus mengantri berebut jatah kursi untuk bisa diterima disuatu PT, meskipun dengan biaya masuk yang tak sedikit. Akibat dari paradigma dan fenomena sosial tersebut, maka banyak kita lihat dewasa ini lembaga penyelenggara pendidikan dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi begitu latah bak orang kebakaran jenggot, berlomba-lomba untuk memperoleh pengakuan masyarakat dan BAN (Badan Akreditasi Nasional) dengan cara melengkapi sarana, prasarana dan juga mutu pengajaran sesuai dengan tuntutan BAN).

Banyak hal yang dilakukan oleh PT (Perguruan Tinggi) untuk dapat meningkatkan nilai akreditasi, dari cara instan, kontinyu, lirik kanan, lirik kiri, pinjam sana, pinjam sini sampai potong kompas, tak terkecuali UST (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta). Namun dari sekian banyak usaha, cara dan trik yang dilakukan tak juga menuai hasil yang diharapkan.

Masih segar dalam ingatan kita tentang gonjang-ganjing banyaknya program studi (Prodi) di UST yang ijin operasionalnya hampir kadaluarsa dan hampir saja di cabut, kini keresahan mahasiswapun bertambah seiring dengan banyaknya program studi yang nilai akreditasinya menurun. Setelah akreditasi program studi Pendidikan Teknik mesin dari B menjadi C dan beberapa waktu yang lalu santer terdengar bahwa akreditasi prodi Pendidikan Matematika juga turun dari B menjadi C, kini kabar serupapun terdengar dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang katanya juga turun menjadi C. Tentu hal ini menambah keresahan dari semua pihak, baik birokrasi kampus, mahasiswa hingga orangtua wali, kita tahu Prodi PBI bisa dibilang adalah prodi unggulan di FKIP UST, dimana prodi ini menempati urutan tertinggi dari jumlah minat mahasiswa yang masuk ke FKIP UST.

Dengan semakin banyaknya penurunan akreditasi maka banyak pula mahasiswa yang khawatir dan kecewa bahkan ada yang menyatakan menyesal kuliah di UST. Banyak yang merasa bahwa harapannya untuk bisa melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan menjadi PNS kini pupus sudah. Hal ini bukan tanpa alasan, sering kita dengar bahwa untuk bisa mendaftar CPNS minimum IPK adalah 2,75 dan minimal terakreditasi B, dan untuk dapat melanjutkan S2 dibeberapa Universitas favorit dan tekemuka di Indonesia sudah memberlakukan hal yang sama yaitu dari lulusan S1 yang terakreditasi B.

Kalau kita analisa lebih jauh, sebenarnya apa sih yang menyebabkan banyaknya prodi di FKIP yang akreditasinya menurun? Dari sekian banyak faktor penyebab menurunnya akreditasi ada satu yang pasti, yaitu tidak bejusnya kinerja Dekan. Banyaknya kebijakan-kebijakan yang tidak populer dan instan dari pimpinan Fakultas maupu Universitas menjadi salah satu penyebab menurunnya akreditasi. Penambahan dosen dihampir semua prodi di FKIP bukanlah murni kebijakan atau inisiatif ingin meningkatkan mutu pengajaran tapi tak lebih karena banyaknya tuntutan mahasiswa yang menginginkan penambahan jumlah dosen yang memang begitu minim, pemambahan jumlah dosen juga disebabkan karena adanya proses penilaian akresitasi oleh asesor BAN PT. Inilah yang kita anggap sebagai kebijakan instan yang tidak populis, kabijakkan yang dikeluarkan untuk meredam kemarahan mahasiswa yang mulai memuncak.

Minimnya fasilitas yang memadai, dosen yang tidak profesional dan belum memenuhi standar kualifikasi sebagai dosen, tidak adanya pemutakhiran kurikulum pengajaran dan juga tidak adanya penelitian-penilitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa juga memperparah turunya akreditasi. Banyak sekali tugas dan Pekerjaan Rumah untuk kita semua, tentunya kita semua berharap agar kondisi ini tidak berlanjut dan bertambah parah. Apalagi kampus UST adalah kampus kebangsaan yang didirikan oleh bapak pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara.

Sedikit untuk menghibur teman-teman yang kecewa atas menurunya akeditasi beberapa prodi di FKIP UST. Bahwa, “untuk SUKSES tak harus jadi PNS”. Yang terpenting adalah kemauan untuk kerja keras dan kerja cerdas yang diiringi dengan Do’a, tugas guru bukanlah menumpuk kekayaan dan berharap kesejahteraan melainkan pengabdian yang tulus untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena kesuksesan bukan diukur dengan kekayaan. Kalau ingin kaya jangan jadi guru tapi jadilah pengusaha.ahihihihi
emai: abimanyudalbo@yahoo.co.id